• Konsep Smartphone Masa Depan

    Sejarah smartphone awalnya dari ponsel biasa yang kemudian dikembangkan seiring perkembangan zaman dan kecanggihan ilmu teknologi. Kita tidak akan menyangka bahwa hari ini akan banyak muncul smartphone yang begitu canggih. Smartphone pada umumnya hanya sedikit memiliki tombol, para penggunanya menggunakan layar sentuh atau 10 tahun yang lalu menggunakan tongkat stylus.

  • Teknologi Mobil Terbang

    Pernahkah kalian berimajinasi tentang mobil kalian yang bisa terbang landas dan mendarat di jalan. Kemacetan jalan akan menghilang dari pergerakan kita. Banyak dari kita yang menghabiskan waktu selama 2 jam di tengah macetnya lalu lintas. kepadatan jumlah penduduk memang pantas disalahkan untuk masalah kemacetan lalu lintas, tetapi kita tidak meningkatkan sistem transportasi yang cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan.

  • Teknologi Hologram 3D

    Pernahkah Sobat terpikir memiliki sebuah perangkat Teknologi Hologram yang memungkinkan sobat melihat tayangan yang bisa dilihat sampai 360 derajat? Dimanakah Teknologi Hologram 3D ini dikembangkan? Siapakah pengembang Teknologi Optik Hologram? Dan Bagaimana pula cara kerjanya? Mari kita simak saja.

  • Teknologi Scram Jet

    Pernah dengar tentang Hyperloop? Itu kendaraan massal yang bergerak di dalam tabung vakum khusus yang memiliki kecepatan sangat tinggi dan diyakini sebagai kendaraan futuristik mencengangkan. Padahal Hyperloop bukan satu-satunya ide yang membuat rancangan kendaraan massal di masa depan menjadi sangat berbeda. Sekarang selain Hyperloop, para inovator teknologi dilaporkan sudah berhasil merancang kendaraan yang bisa melesat lebih cepat lagi.

Selasa, 23 September 2014

Konsep Robot Perang Masa Depan

Posted by Yudhi Suwirya On 06.07 | No comments
Saat ini apa yang kita lihat dalam film science fiction tentang pasukan Robot Perang yang mampu secara mandiri atau bersama-sama bertempur di udara, darat, dan laut sudah dikembangkan dengan nama teknologi Sistem Senjata Otonom (Autonomous Weapons Systems / AWS). Sistem Senjata Otonom adalah sistem senjata yang dapat memilih dan menembak pada target sendiri tanpa campur tangan manusia. Senjata sepenuhnya otonom untuk menilai konteks situasional di medan perang dan memutuskan metode menyerang terbaik sesuai dengan informasi yang diproses.

Sistem Senjata Otonom akan bertindak mengikuti suatu "kecerdasan buatan" yang pada dasarnya diciptakan lewat perhitungan aritmetika dan pemrograman robot. Namun sampai saat ini belum memiliki semua fitur kecerdasan serta “perasaan” atau penilaian manusia, agar bisa bertanggung jawab dan tunduk mematuhi aturan-aturan dan norma-norma. Penggunaan kecerdasan buatan dalam konflik bersenjata yang akan menjadi tantangan mendasar bagi perlindungan warga sipil sesuai dengan hak asasi manusia internasional dan hukum humaniter.

Sistem Senjata Otonom berbeda dari sistem senjata remote control seperti Drone atau wahana nirawak yang masih dikemudikan oleh manusia dan komputer dari jarak jauh, karena tidak memerlukan panduan atau pengendalian manusia setelah diprogram dan diaktifkan. Meskipun Sistem Senjata Otonomi dengan kemampuan mematikan belum digunakan saat ini, namun kemampuan beroperasi dengan berbagai tingkat otonomi atau kebebasan bertindak dan menyerang sudah mulai digunakan. Sistem robot dengan berbagai tingkat otonomi dan mematikan telah digunakan secara aktif oleh Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan Korea Selatan.

Penggunaan intensif pesawat tanpa awak MQ-1 Predator adalah saat CIA mulai melihat betapa praktisnya jika menggunakan robot udara untuk mengumpulkan intelijen dan menyerang sasaran dengan resiko dan biaya lebih kecil. Para pakar percaya bahwa perang modern masa depan akan menggunakan sistem senjata otonom. Militer AS berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan sistem senjata otonom seperti wahana udara tak berawak IAI Pioneer & MQ-1 Predator yang dapat dipersenjatai dengan rudal dan dioperasikan dari pusat komando jarak jauh untuk pengintaian dan penyekatan sasaran.

DARPA telah menyelenggarakan kompetisi di tahun 2004 & 2005 yang melibatkan perusahaan swasta dan universitas untuk mengembangkan kendaraan darat tak berawak untuk bernavigasi melalui medan kasar di Gurun Mojave dengan beberapa simulasi tugas untuk hadiah 2 juta dolar. Bidang artileri juga telah melihat beberapa penelitian yang menjanjikan dengan sistem senjata eksperimental bernama Dragon Fire II yang secara otomatis mampu mengisi peluru (loading) dan menghitung balistik untuk menembak secara akurat. Pengembangan jet tempur dan pengebom otonom untuk menghancurkan target sangat menjanjikan karena tidak memerlukan pelatihan untuk pilot robot dan pesawat otonom mampu melakukan manuver yang tidak dapat dilakukan pilot manusia, desain pesawat tidak memerlukan sistem pendukung kehidupan, dan hilangnya pesawat tidak berarti hilangnya pilot manusia.

Bahkan system robotika modern mampu membuat wahana tanpa awak dalam ukuran dan kemampuan sehinga mampu meniru burung kecil, serangga, ikan atau binatang kecil yang dapat masuk celah-celah atau lubang dan masuk diantara kabel listrik untuk fungsi pengintaian hingga penyerangan, dengan senjata peledak atau senjata kimia dan biologi. Namun, semua senjata otonom peperangan masih memiliki keterbatasan karena masih memerlukan intervensi manusia untuk memastikan masih sesuai Konvensi Jenewa untuk hukum perang. Pertanyaan yang timbul adalah, dapatkah keputusan atas kematian dan kehidupan diserahkan kepada mesin? Dapatkah Sistem Senjata Otonom berfungsi dalam cara yang benar dan “etis”? Apakah mesin mampu bertindak sesuai dengan hukum kemanusiaan atau hak asasi manusia internasional?

Mengingat sebagian besar konflik bersenjata saat ini adalah konflik tanpa batas yang jelas antara berbagai kelompok bersenjata dan warga sipil, patut dipertanyakan bagaimana robot dapat secara efektif diprogram untuk menghindari korban sipil ketika manusia sendiri masih menghadapi kesulitan untuk mengatasi dilema ini. Serangan militer tidak bisa dilakukan bila berisiko menyebabkan kerusakan sipil dengan proporsional tinggi. Jelas diragukan bahwa teknologi berpikir sistem robot perang saat ini mampu membuat keputusan tersebut.

Kelemahan terbesar sistem robotika perang adalah ketidakmampuan wahana robotika untuk mengakomodasi kondisi non-standar yang memerlukan intuisi dan perasaan manusia tentang yang baik dan jelek, yang salah dan benar, yang tepat dan tidak tepat.

Teknologi Layar Fleksibel "Smartphone"

Posted by Yudhi Suwirya On 04.42 | No comments
Teknologi layar fleksibel yakni teknologi yang memungkinkan layar digital bisa ditekuk s/d tekukan maksimumnya tanpa mengalami patah, bahkan memungkinkan untuk digulung sehingga akan menghemat tempat penyimpanan. Saat ini, mulai dari Apple dan Samsung dan sekarang Dell, tengah berpacu menjadi yang paling dominan dalam teknologi layar fleksibel. Teknologi ini memungkinkan pembuat gadget berinvestasi dalam teknologi yang dapat dipakai/dikenakan oleh user.
Beberapa perusahaan telah menyatakan dapat merancang teknologi ini termasuk Google, yang saat ini telah memiliki ribuan orang dalam masa pengujian kaca mata pintar ala Google, sedangkan Apple, kabarnya tengah memulai pengembangan alat untuk menonton cerdas, semacam iPod untuk ‘mata’.
Dell masih cenderung tertutup dengan gadget rahasianya, mengatakan bahwa saat ini terlalu spekulatif untuk memastikan cara terbaik untuk masuk ke pasar baru yang panas ini,  terutama jika dikaitkan dengan penjualan PC Dell yang menurun, sedangkan Samsung dan Foxconn juga masih melakukan GTM (gerakan tutup mulut) dengan melakukan klaim serupa tentang pengembangan wearable Gadget ini. Terakhir rumor handphone Samsung berlayar fleksibel masih belum menjadi kenyataan dengan peluncuran lini andalan Galaxy Notes mereka yang ternyata tanpa disertai teknologi ini. 

Belum satu pun dari gadget baru ini yang telah terbukti menghasilkan uang. Sementara itu, kaca mata Google adalah yang paling dekat dengan peluncurannya. Sementara raksasa teknologi dunia berinvestasi dana pengembangan dalam jumlah selangit pada teknologi ini, masih harus memulai periode pengujian yang panjang. Organisasi riset IHS memprediksi akan ada hampir 800 juta unit pengiriman pada tahun 2020 dari hanya 3,2 juta yang telah dikirim para pabrikan tahun ini, dengan pasar pendapatan meningkat menjadi $41,3 miliar dari $100.000. “Permintaan untuk tampilan layar fleksibel diharapkan akan mengalami pertumbuhan besar-besaran selama tujuh tahun berikutnya, dengan berbagai macam aplikasi akan mendorong hampir 250 kali peningkatan pengiriman dari 2013 s/d 2020,” kata Direktur Mobile Emerging Displays and Technology Vinita Jakhanwal.

Jakhanwal memprediksi gerakan yang pertama dalam kategori ini akan cenderung lambat sampai tercapainya kematangan teknologi pelindung layar yang sesuai seperti teknologi temuan Gorilla Corning yang akan membantu melindungi layar pada tablet dan smartphone. Hambatan utamanya nampak sepele: mesin pemroduksi layar pada pabrik handphone dan lainnya tidak didesain untuk menerima material berbentuk gulungan melainkan berbentuk lembaran. Sehingga dibutuhkan penyesuaian yang diperlukan.
Selain itu pertimbangan apakah pasar akan menerima atau tidak kedatangan teknologi baru layar fleksibel ini juga bisa menjadi penghambat. Para pengamat mengungkapkan fakta bahwa layar fleksibel lebih menambah keindahan bentuk daripada pertambahkan fungsi. Terkecuali mungkin Google dan Apple karena mereka telah membentuk pasar baru untuk layar fleksibel ini. Dan khusus pengiriman lini produk smartphone dengan layar fleksibel diproyeksikan akan naik ke 351 juta unit pada 2020, (naik dari 2 juta unit pada tahun 2013). Teknologi layar smartphone semacam ini tidak benar-benar ditekuk sampai terlipat, tetapi mengandung substrat yang fleksibel yang memungkinkan untuk mencapai kelekukan maksimum/hampir pecah namun tetap dapat mempertahankan ketipisannya.
Layar fleksibel tahan lama yang dapat secara fisik ditekuk akan datang segera, meskipun pada awalnya akan optimal diterapkan pada layar besar atau smartphone berbentuk gelang dalam upaya untuk memaksimalkan ruang layar. LG dipandang sebagai pemimpin pasar dalam kategori tersebut, sudah menjual LG televisi di Korea dengan layar melengkung, ungkap Jakhanwal. Meski demikian LG juga telah masuk ke pasar penyuplai layar flexibel ini. Lebih jauh ke depan ia mengatakan kaca fleksibel akhirnya akan menjadi benar-benar fleksibel, bahkan rollable/bisa digulung, mampu dimanipulasi oleh pengguna dan akan memicu “generasi berikutnya perangkat yang menghemat ruang.”

Sabtu, 20 September 2014

Robot Masa Depan "Asimo"

Posted by Yudhi Suwirya On 01.00 | No comments
Honda Motor Co, Ltd. meluncurkan Asimo generasi terbaru dengan kemajuan besar. Asimo generasi terbaru juga dapat bergerak tanpa dikendalikan oleh operator, tingkat kecerdasannya secara signifikan meningkat, juga kemampuan fisiknya untuk beradaptasi terhadap situasi yang lebih kompleks. Selain itu Asimo generasi terbaru ini dapat berlari lebih cepat, menendang bola, menyeimbangkan diri, lompat menggunakan satu kaki, menuang minuman, dan juga berpikir. Asimo generasi terbaru telah dilengkapi teknologi pertama di dunia, yakni behavior control technology. 

Ada tiga hal mendasar pada pengembangan generasi terbaru robot humanoid Asimo. Pengembangan tersebut meliputi kemampuan menyeimbangkan postur tubuh tingkat tinggi dan kemampuan pengakuan eksternal yang memungkinkan robot untuk mengintegrasikan informasi, seperti gerakan orang yang berada di sekitarnya dari beberapa sensor dan memperkirakan perubahan yang sedang berlangsung. Lalu kemampuan untuk menghasilkan perilaku otonom yang memungkinkan robot untuk membuat prediksi dari informasi yang dikumpulkan dan secara mandiri menentukan perilaku berikutnya tanpa dikendalikan oleh operator. Dengan kemampuan ini, Asimo terbaru dapat mengambil langkah lain lebih dekat untuk penggunaan praktis dalam lingkungan di mana ia akan hidup berdampingan dengan manusia. 

Honda telah mengembangkan sebuah sistem baru yang merupakan teknologi fundamental untuk tingkat inteligensia tercanggih, yang secara komprehensif mampu mengevaluasi masukan dari beberapa sensor yang setara dengan pendengaran, penglihatan, dan indera peraba dari seorang manusia, sehingga mampu membuat perkiraan situasi lingkungan di sekitar dan menentukan reaksi sesuai perilaku robot. Teknologi ini membuat Asimo mampu merespon gerakan manusia dan situasi sekitarnya. Selain itu, koordinasi antara sensor visual dan auditori memungkinkan Asimo untuk secara bersamaan mengenali wajah dan suara, memungkinkan Asimo untuk mengenali suara beberapa orang yang berbicara secara bersamaan, yang sulit bahkan bagi manusia untuk menyelesaikannya. 
Selanjutnya, Asimo generasi terbaru juga mampu memprediksi arah berjalan seseorang dalam beberapa detik berikutnya berdasarkan informasi dari pre-set sensor ruang dan juga cepat menentukan untuk mengambil jalan alternatif demi menghindari tabrakan dengan orang berdasarkan perkiraan lokasi perpotongan antara Asimo dan orang di sekitarnya.

Honda telah mengembangkan jari tangan kompak yang sangat multi-fungsi yang memiliki sensor indera peraba dan kekuatan sensornya tertanam di dalam telapak tangan dan di masing-masing jari, yang bertindak untuk mengontrol masing-masing jari secara independen. Hal tersebut dikombinasikan dengan teknologi pengenalan obyek berdasarkan indera visual dan peraba. Sensor ini membuat Asimo mampu melakukan tugas-tugas dengan ketangkasan, seperti memilih sebuah botol kaca dan memutar tutupnya, atau memegang cangkir dan menuangkan cairan. Selain itu, ASIMO terbaru juga mampu membuat ekspresi bahasa isyarat yang memerlukan gerakan jari yang sangat kompleks. 

Sejak Honda berdiri, Honda terus mengambil inisiatif terhadap tantangan-tantangan baru dalam upaya untuk menciptakan produk baru dan teknologi yang maju dengan semangat memanfaatkan teknologi untuk membantu manusia. Di bidang penelitian robot humanoid, Honda telah mengembangkan dan memajukan robot humanoid Asimo untuk mewujudkan mimpi untuk menjadi berguna bagi manusia dan untuk membantu memperkaya kehidupan masyarakat sehari-hari.